Pernahkah anda berlibur dengan tujuan backpackeran namun ada suatu hal yang anda sesali? Disini Ashari Yudha bercerita tentang pengalaman berliburnya yang lupa membawa passport. Padahal jika pada saat itu ia membawa passport, ia bisa langsung menyeberangi perbatasan.
Sejujurnya, agak sedikit menyesal karena saya lupa membawa dokumen penting, yaitu paspor. Niat awalnya ingin sekalian menyebrang lalu mengeksplor kota Kuching. Kota Kuching hanya terletak sekitar satu hingga dua jam perjalanan dari perbatasan Tebedu. Rasanya tanggung, tapi yasudahlah.
Ternyata banyak hal unik yang terjadi di perbatasan. Banyak pedagang asal Malaysia yang berbelanja bahan pangan ke tanah Indonesia karena harganya relatif lebih murah. Memang ada beberapa regulasi mengenai batas bawaan yang bisa dibawa, tapi banyak pedagang mengakalinya dengan cara membawa banyak kendaraan dan pegawai. Tak heran, banyak sekali kendaraan tua dan bobrok yang menyebrang hanya untuk sekedar mengangkut bahan pangan.
Salah seorang warga juga menuturkan bahwa penduduk sekitar daerah Entikong punya hak “khusus” seperti menyebrang tanpa paspor. Tapi tak sembarangan menyebrang, ada batas waktu yang telah ditentukan, misalnya berangkat pagi, menjelang sore harus sudah kembali. Lucu juga ya.
Banyak juga mbok-mbok penjual makanan yang menyebrang ke Malaysia. Sengaja dijual ke Malaysia karena harganya bisa lebih tinggi sedikit.
Beberapa hal yang saya patut acungkan jempol adalah cara para petugas menerima kami. Awalnya, kami meminta izin pada para petugas Imigrasi Entikong untuk memotret di sekitaran, dan diperbolehkan sampai batas Indonesia. Saat masuk ke batas Malaysia, awalnya kami ragu untuk meminta izin, tapi ketika salah seorang petugas dari imigrasi Malaysia menghampiri kami, beliau langsung memberi info silahkan boleh berfoto tapi hanya sampai batas terminal saja. Padahal kami belum meminta izin.
Top lah pokoknya, ternyata nyebrang via darat gak seserem itu. Dulu lebih ribet , punya pengalaman nyebrang dari Kamboja ke Thailand pake acara di cek dulu di ruang security mungkin karena muka saya mirip teroris, penuh dengan bulu. Mungkin lain kali saya bakalan cerita tentang dicegat di perbatasan Kamboja 😢.