Ketika hasil tes urine menunjukkan adanya sel darah putih (leukosit), ini dapat menjadi indikasi adanya peradangan atau infeksi di saluran kemih atau organ yang terkait. Leukosit adalah jenis sel darah putih yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi. Kehadiran leukosit dalam urine bisa menunjukkan berbagai kondisi, dan penafsiran hasil ini akan bergantung pada jumlah leukosit yang ditemukan dan gejala klinis yang mungkin dialami oleh pasien.
Fungsi Leukosit dalam Urine
Leukosit biasanya tidak ditemukan dalam urine yang sehat karena ginjal bertugas menyaring darah untuk mengeluarkan zat-zat limbah, termasuk leukosit, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh sebagai urine. Namun, ketika ginjal atau bagian lain dari saluran kemih terinfeksi atau meradang, leukosit dapat berpindah ke area tersebut untuk melawan patogen atau mikroorganisme yang menyebabkan infeksi.
Penyebab Kehadiran Leukosit dalam Urine
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih adalah penyebab paling umum kehadiran leukosit dalam urine. ISK dapat terjadi di kandung kemih (cystitis), uretra (uretritis), atau bahkan pada ginjal (pielonefritis). Gejala yang sering terkait dengan ISK meliputi sering buang air kecil, rasa terbakar saat buang air kecil, urin keruh, atau bahkan darah dalam urine. Kehadiran leukosit dalam urine adalah salah satu indikator penting untuk diagnosis ISK.
2. Radang Ginjal (Glomerulonefritis)
Glomerulonefritis adalah kondisi di mana bagian kecil dari ginjal (glomeruli) mengalami peradangan. Ini dapat menyebabkan peningkatan kehadiran leukosit dalam urine bersama dengan protein dan darah. Glomerulonefritis bisa menjadi akut atau kronis dan sering kali memerlukan penanganan medis yang tepat.
3. Batu Ginjal
Batuan yang terbentuk dalam ginjal atau saluran kemih (batu ginjal) juga dapat menyebabkan iritasi dan peradangan, yang bisa mengakibatkan kehadiran leukosit dalam urine. Batu ginjal dapat menyebabkan gejala seperti nyeri punggung bawah atau perut, nyeri saat buang air kecil, dan perubahan dalam warna atau kejernihan urine.
4. Trauma atau Cedera
Cedera pada saluran kemih atau trauma pada ginjal juga bisa memicu peradangan lokal yang dapat menyebabkan leukosit masuk ke dalam urine. Ini bisa terjadi setelah kecelakaan atau prosedur medis yang melibatkan organ-organ ini.
5. Kondisi Inflamasi Lainnya
Selain infeksi dan trauma, kondisi inflamasi lainnya seperti interstitial cystitis (peradangan kronis pada dinding kandung kemih), penyakit autoimun, atau bahkan beberapa obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan peningkatan jumlah leukosit dalam urine.
Interpretasi Hasil dan Tindakan Lanjutan
Jumlah leukosit dalam urine (yang tercatat dalam hasil tes sebagai jumlah sel darah putih per volume tertentu dari urine) dapat membantu dokter untuk menentukan seberapa parah infeksi atau inflamasi yang mungkin terjadi. Dokter akan mempertimbangkan hasil tes urine bersama dengan gejala klinis pasien dan hasil tes lainnya untuk menegakkan diagnosis yang akurat.
Jika hasil tes urine menunjukkan kehadiran leukosit, dokter biasanya akan merujuk untuk tes tambahan atau pengobatan lebih lanjut, termasuk:
- Kultur Urine: Untuk mengidentifikasi jenis bakteri atau patogen yang menyebabkan infeksi saluran kemih.
- Pemeriksaan Lanjutan: Seperti ultrasound ginjal atau CT scan untuk mengevaluasi struktur dan fungsi ginjal.
- Pengobatan Antibiotik: Jika infeksi saluran kemih atau kondisi terkait infeksi lainnya telah didiagnosis.
- Evaluasi Lanjutan: Untuk memahami penyebab yang mendasari kondisi seperti penyakit ginjal kronis atau penyakit autoimun.