Misteri Frekuensi Manusia yang Terungkap Part 3

Kembali flashback ke masa lalu sebelum mereka semua menjalani ujian. Yang ternyata Zack mulai tertarik dengan Mary setelah Mary berperilaku baik kepadanya. Atas hal itulah, Zack terus-terusan bersikeras untuk berada di sekolah ini walaupun si kepala sekolah sudah berkata kalau Zack tidak mampu berkembang seperti yang lain.

Ya tidak lain dan tidak bukan, tujuan Zack hanyalah satu yaitu berusaha untuk dekat dengan Mary yang dikenal paling spesial serta dikenal sangat angkuh. Berbagai cara sudah dilalui oleh Zack sendiri baik mempelajari soal frekuensi bersama temannya yang bernama Theo sampai belajar mengenai musik bersama ayahnya Theo.

Tapi tetap saja tidak ada yang lebih baik dari berinteraksi langsung dengan Mary serta menggenggamnya untuk pertama kali. Tidak cukup dengan menggenggam, Zack juga ditawari oleh Mary untuk menyentuhnya sebebas mungkin. Pada titik ini, Mary percaya bahwa cara tersebut berhasil membuatnya tau apa bagaimana rasanya cemas. Yang pada sebelumnya Mary juga berhasil merasakan apa itu rasanya gugup untuk pertama kali dalam hidupnya.

Alhasil, setelah Mary membiarkan Zack menyentuhnya sebebas mungkin mereka berdua pun terlihat sudah melewati hari dengan berduaan saja. Siapa yang menyangka, atas aksi nekat yang dilakukan oleh Zack, Mary pun tidak lagi mendapatkan keberuntungan seperti biasanya. Padahal biasanya selama ini Mary tidak pernah ketinggalan kereta sama sekali. Tetapi setelah melewati malam itu, dirinya langsung ketinggalan kereta tanpa diketahui apa sebabnya.

Selain itu, dulu ketika menemukan uang pasti akan memiliki nominal yang sangat besar sekali. Namun kali ini, Mary menemukan uang dengan nominal yang sangat kecil. Dengan perubahan yang begitu drastis, kedua orang tua Mary mulai kebingungan dan heran sejak kapan anaknya membawa seorang pria.

Serta sejak kapan anaknya bisa menyapa dengan begitu semangat seolah-olah ia memiliki perasaan. Yang lebih menonjol, tidak ada lagi batasan waktu bagi Zack dan Mary untuk bersamaan. Padahal dulu, mereka hanya boleh berbicara dan berdekatan selama 1 menit. Namun hal itu justru membuat kedua orang tua Mary tidak senang karena ia merasa bahwa Zack telah merubah takdir Mary.

Eksperimen Anak dengan Frekuensi Tinggi Part 2

Hari demi hari berganti, Mary tiba-tiba tertarik untuk melakukan beberapa eksperimen terkait gesekan negatif yang pernah ia buktikan beberapa tahun yang lalu. Tentu di eksperimen pertama ini, ia membutuhkan sosok Zack yang memiliki tingkat keberuntungan paling kecil atau tingkat frekuensi paling rendah.

Dan benar saja, sambil menunggu selama satu menit Mary berhasil membuktikan eksperimen tersebut dan melakukannya secara bertahap. Masuk ke eksperimen kedua, Mary kembali berhadap-hadapan dengan Zack. Kali ini Zack tidak sanggup berbicara terlalu banyak dan langsung pingsan dalam sekejap.

Di eksperimen ketiga, Zack masih saja harus mengikuti panggilan Mary yang selama ini telah membuatnya jatuh cinta secara diam-diam. Dan pada eksperimen ke empat, Zack langsung menyatakan perasaannya kepada Mary dan Mary langsung menolaknya sambil berkata bahwa sedari awal ia hanya bermaksud untuk melakukan penelitian.

Sampailah kita pada eksperimen kelima dimana Mary langsung memberikan konfirmasi kalau dirinya tidak merasakan apa-apa selama berhadapan dengan Zack. Mary juga menegaskan apabila Zack pernah melihat Mary tersenyum, menangis, cemberut, ataupun tertawa maka percayailah kalau ia sedang berpura-pura.

Singkat waktu, Mary semakin beranjak dewasa dan ia berencana untuk melanjutkan hidupnya seperti biasa. Tetapi, mau pergi kemana saja, Mary selalu disambut oleh keberuntungan. Pokoknya setiap dia ingin melakukan apa saja selalu merupakan momen yang pas dan mempermudah keinginannya.

Sayangnya, selama ini Mary harus mengkonsumsi berbagai obat-obatan demi perkembangan emosinya. Bagaimana tidak, disaat hari ulang tahunnya pun Mary hanya bisa terdiam tanpa menyapa tamu-tamunya. Sampai suatu ketika datanglah Zack kerumahnya untuk membujuk Mary agar berbicara banyak. Namun faktanya, Mary masih saja menunjukkan sikap kepura-puraannya seakan Zack tidak mengetahui hal tersebut.

Tidak lama, mereka pun kembali bertemu di acara reuni sekolah. Untuk kesekian kalinya, Zack tidak pantang menyerah memulai pembicaraan agar bisa lebih dekat dengan Mary walaupun hanya terbatas selama satu menit. Yang dimana pada kesempatan ini Zack berkata bahwa ia berhasil untuk meningkatkan tingkat frekuensinya agar bisa setara dengan Mary.

Zack juga memberi tahu cara menyeimbangkan frekuensi adalah dengan saling bersentuhan. Memang sih, kalau ditunggu-tunggu selama beberapa menit Mary mulai merasakan sesuatu dari dalam dirinya. Ia merasa hangat serta tidak ingin lepas dari genggaman Zack.

Seorang Anak dengan Frekuensi yang Tinggi Part 1

Film diawali dengan memperlihatkan segerombolan murid yang sedang berbaris didepan kelas.  Disini kita akan fokuskan kepada seorang anak perempuan yang bernama Mary. Layaknya seperti murid sekolah biasa, mereka semua langsung dipersilahkan untuk mengerjakan soal ujian yang sudah diletakkan diatas meja.

Namun bedanya, ujian ini harus dikerjakan dengan mata tertutup dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberuntungan setiap murid yang ada di kelas tersebut. Yang dimana semakin tinggi tingkat keberuntungan seseorang, maka dipercaya akan semakin sukses mereka di masa depan. Secara mengejutkan, Mary mendapatkan skor diatas 100 yaitu 127.

Sedangkan teman sekelasnya tidak ada yang mampu menembus angka 70, dan hanya berkisar di angka 60an. Setelah itu, datanglah seorang anak laki-laki yang bernama Zack setelah dia diajak paksa dengan temannya yang bernama Theo. Ternyata Zack ini adalah satu- satunya murid yang mendapatkan nilai dibawah 0 yaitu -7.

Dari informasi inilah, mereka semua percaya bahwa pertemuan antara muri dengan nilai paling rendah dengan murid yang memiliki nilai paling tinggi akan menimbulkan gesekan negatif. Yang ternyata memang benar, cukup menunggu selama satu menit dalam seketika. Tidak lama, Mary yang sudah tiba dirumahnya pun langsung memberikan hasil ujian yang berhasil ia raih kepada ayahnya.

Dari nilai itu, ayahnya mulai menyimpulkan bahwa Mary memiliki frekuensi yang sangat tinggi. Dan frekuensi tersebut mampu membawa keberuntungan kepadanya secara serempak. Maka dari itulah, konsep penilaian yang diterapkan oleh sekolah Mary sangat jauh berbeda dengan penilaian dari sekolah-sekolah pada umumnya.

Dimana pada masa ini, seluruh sekolah menganggap tinggi rendahnya tingkat frekuensi seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat keberuntungan orang tersebut. Hanya saja, orang yang memiliki tingkat frekeunsi tinggi juga memiliki sebuah kelemahan yaitu mereka tidak bisa merasakan apa itu yang dinamakan bahagia, sedih, cinta, dan perasaan lainnya.

Fakta ini membuat kedua orang tua Mary cuma bisa ketar-ketir sambil termenung. Beberapa tahun setelahnya, Mary benar-benar tidak mampu bersosialisasi serta cuma fokus kepada dirinya sendiri. Bahkan ia juga dikenal sebagai murid yang bertindak selayaknya mesin tanpa adanya perasaan selayaknya seorang manusia.