Perjalanan Terios 7 Wonders akhirnya sampai juga di kota Ende, Flores. Kota yang terletak di pesisir pantai ini dikenal dengan kota yang memiliki sejarah yang menarik, dan juga kisah mistis yang terkenal. Menurut warga lokal, kisah mistis ini ada hubungannya dengan proklamator kita, yaitu Bung Karno.
Aku sendiri memiliki pengalaman aneh saat menginjakkan kaki di kota ini. Dua tahun yang lalu saat mampir ke rumah pengasingan Bung Karno, aku masuk ke dalam kamar tidur Bung Karno untuk melaksanakan shalat Ashar. Seorang teman yang mengantarku ternyata iseng mengambil fotoku. Lalu setelah puas jepret sana jepret sini, kami segera keluar dari rumah Bung Karno. Tahu kenapa? Semua foto didalam rumah Bung Karno hilang, termasuk fotoku saat shalat.
Yang kedua, kisah ini pernah kuceritakan di akun ini tapi sudah lama sekali. Kebetulan saat itu aku stay di Ende sekitar satu minggu, dan setiap sorenya aku selalu duduk santai di taman Bung Karno. Saat itu, di mata Bung Karno terlihat ada cat biru mengalir. Jika diperhatikan secara seksama, Bung Karno terlihat menangis. Kata warga lokal, dulu pernah juga kejadian seperti itu. Biasanya kalau kejadian seperti itu, bakal ada musibah yang terjadi. Saat itu banyak orang yang menyaksikan peristiwa ini. Keesokan harinya, cat biru itu tak ada lagi. Mungkin, seseorang hanya iseng dan memberi cat biru pada patung sang Proklamator. Tapi, banyak warga yang menganggap itu ada hubungannya dengan mistik.
Ya, perjalanan selalu menyimpan banyak cerita. Tetapi jujur sih, dari semua rumah pengasingan Bung Karno, yang auranya paling berbeda sih yang di Ende. Huhu.
Pernah punya pengalaman yang sama?
Sepanjang perjalanan, kami melintasi jalan yang berkelok tajam. Bahkan banyak yang kelokannya hingga 180°. Wajar banyak para pasukan yang mabuk darat. Bahkan aku sendiri sempat merasakan pusing yang tak tertahankan sampai-sampai minta berhenti sebentar untuk meredakan pusing.
Untungnya pemandangan menuju Bajawa bener-bener keren banget! Gunung Inerie yang tinggi menjulang di selimuti oleh kabut tebal. Didepanku terlihat bukit dan lembah berwarna hijau yang memanjakan mata. Belum lagi sambutan akan pada warga akan Tour De Flores semakin membuat kami bersemangat. Mereka saling berbaris memenuhi sisi jalan dan memegang bendera asal para negara yang ikut berkompetisi. Bahkan mereka menggunakan pakaian adat padahal matahari sedang di atas kepala.