Perbedaan TB dan Bronkitis, Penyakit Pernapasan yang Mirip
TB (Tuberkulosis) dan bronkitis adalah dua jenis penyakit pernapasan yang memiliki beberapa gejala serupa, seperti batuk dan kesulitan bernapas. Namun, keduanya merupakan kondisi yang berbeda dalam hal penyebab, cara penularan, pengobatan, dan dampaknya pada tubuh. Memahami perbedaan antara TB dan bronkitis penting untuk memastikan diagnosis dan penanganan yang tepat.
1. Penyebab
- TB (Tuberkulosis):
Disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang menyerang paru-paru tetapi dapat menyebar ke organ lain. TB biasanya berkembang secara perlahan dan sering kali berkaitan dengan kondisi kekebalan tubuh yang lemah. - Bronkitis:
Ada dua jenis bronkitis: akut dan kronis. Bronkitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi virus, seperti flu atau pilek, sedangkan bronkitis kronis disebabkan oleh iritasi jangka panjang pada saluran napas, seperti paparan asap rokok atau polusi udara.
2. Gejala Utama
- TB:
- Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu.
- Batuk berdarah atau dengan dahak kental.
- Penurunan berat badan tanpa sebab jelas.
- Demam ringan dan berkeringat di malam hari.
- Kelelahan dan lemah.
- Bronkitis:
- Batuk dengan atau tanpa dahak.
- Sesak napas, terutama setelah aktivitas fisik.
- Nyeri atau rasa berat di dada.
- Gejala pilek seperti sakit tenggorokan dan hidung tersumbat (pada bronkitis akut).
- Pada bronkitis kronis, batuk berlangsung setidaknya 3 bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut.
3. Penularan
- TB:
Sangat menular dan menyebar melalui percikan udara saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. - Bronkitis:
Bronkitis akut dapat menular melalui kontak langsung dengan droplet yang mengandung virus. Bronkitis kronis tidak menular karena bukan disebabkan oleh infeksi.
4. Diagnosis
- TB:
- Tes Mantoux atau uji tuberkulin.
- Foto rontgen dada untuk melihat kerusakan paru-paru.
- Tes dahak untuk mendeteksi keberadaan bakteri Mycobacterium tuberculosis.
- Bronkitis:
- Pemeriksaan fisik untuk mendengar suara napas.
- Spirometri untuk mengevaluasi fungsi paru-paru (terutama pada bronkitis kronis).
- Rontgen dada untuk memastikan tidak ada pneumonia atau masalah lain.
5. Pengobatan
- TB:
Diobati dengan antibiotik khusus seperti isoniazid dan rifampisin yang dikonsumsi selama minimal 6 bulan. Kepatuhan terhadap pengobatan sangat penting untuk mencegah resistensi obat. - Bronkitis:
- Bronkitis akut biasanya sembuh sendiri dalam 1–2 minggu tanpa pengobatan khusus, hanya dengan istirahat dan menjaga hidrasi.
- Bronkitis kronis memerlukan penanganan jangka panjang, seperti penggunaan bronkodilator, kortikosteroid, atau terapi oksigen untuk memperbaiki fungsi paru-paru.